Media memang sangat
berpengaruh pada persebaran informasi ke khalayak ramai (publik). Beberapa
media yang memuat berita tentang Bank Sampah Resik Becik telah menginspirasi 2
warga yang berminat untuk membuat bank sampah di daerahnya. Yang pertama adalah
di daerah Ungaran dan yang kedua di daerah tandang. “Daripada belajar di Jogja
terlalu jauh, kebetulan saya melihat Bank Sampah resik becik di Koran dan
website di saerah semarang lagi makanya saya minta bantuannya untuk
mensosialisasikan kepada warga di sekitar saya”, ujar mereka yang menginginkan
pembentukan bank sampah di daerahnya. Bulan Maret lalu, setelah sosialisasi
dibentuklah Bank Sampah bernama Resik Apik (katanya terinspirasi nama Resik
Becik). Dan di bulan Mei lalu di tandang terbentuk bank sampah ertiga (diambil
dari nama wilayahnya di RT 3). Selain berminat program bank sampahnya, mereka
juga meminta bantuannya untuk melatih kreasi sampah untuk warga sekitar sebagai
tambahan ekonomi bagi mereka.
Bank Sampah Resik Becik
Gerakan Bersih Kreatif Bersama Ciptakan Kemakmuran
Rabu, 20 Juni 2012
NASABAH MENINGKAT SAMPAH 221 ORANG DALAM 5 BULAN
Pada awalnya, Bank
Sampah Resik Becik dibentuk karena keterbutuhan bahan baku untuk pembuatan
kreasi sampah dan saat ini telah berusia 5 bulan. Bank sampah ini bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan dan menguragi pengeluaran masyarakat (dari sisi
ekonomi), meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan
( dari sisi pendidikan) dan menjaga kesehatan
baik lingkungan dan masyarakat (dari sisi kesehatan) serta diharapkan
bisa menjadi solusi dari pengelolaan sampah di Semarang. Selain tujuan di atas
diharapkan sebenarnya masyarakat bisa mengolah sampah-sampah pilahan mereka
menjadi pupuk kompos, biogas, biopori, maupun bijih plastik yang diperlukan
oleh perusahaan-perusahaan plastik.
Program ini diharapkan
mampu mengurangi sampah di Kota Semarang yang naik 10% tiap tahunnya,
diperkirakan dalam 5 tahun ke depan TPA Jatibarang akan penuh. Saat ini setiap
hari 400 truk/ rit sampah masuk ke TPA Jatibarang. Setiap hari kota Semarang
menghasilkan 4.725m³ sampah yang terangkut 4.150m³ masih ada 563m³/ hari yang
belum terangkut.
Di usianya yang baru
5 bulan ini sudah ada 221 nasabah yang bergabung untuk menabungkan sampahnya di
Bank Sampah. Yang awalnya ada 15 orang yang menabungkan sampahnya ke Bank
Sampah sekarang sudah mencapai 10 kali lipat lebih yang menjadi nasabahnya. Nasabah
ini kebanyakan berasal dari krobokan dan ada juga dari luar Krobokan. Hampir
setiap minggu mereka rutin menyetorkan sampahnya di Bank Sampah Resik Becik. Semoga
dengan adanya program ini bisa menanggulangi masalah sampah di Kota Semarang.
KADO UNTUK ANAK, RAMAH LINGKUNGAN
Menjelang
tahun ajaran baru, banyak orang tua sibuk untuk membelikan anak-anak mereka
perlengkapan sekolah. Itulah hal yang melatarbelakangi bu ika dkk (komunitas
binaan MBI di krobokan) untuk membuat
tas sekolah unik. Tas ini 70 % berasal dari sampah kemasan yang dicacah, yang
dibalut dengan kain organdi dan bisa diberi gambar kesukaan anak dan nama
anaknya. Mereka bisa memilih warna kesukaan pula. Produk ini ramah lingkungan
sekaligus sangat menarik untuk hadiah anak sekolah. Jika anda berminat bisa
pesan dan menghubungi bu ika (08562747441) atau langsung datang saja ke
basecamp bank sampah resik becik di Jalan Cokrokembang no. 11, Krobokan,
Semarang Barat, Semarang.
PRODUK KREASI, BERNILAI TINGGI
Sampah plastik
terutama kemasan menjadi sampah terbanyak yang dihasilkan oleh rumah tangga.
Sampah ini tidak bisa terurai oleh tanah sehingga akan menjadi polusi tanah.
Ditangan orang-orang pecinta seni, sampah kemasan ini bisa berubah menjadi
barang berharga yang memiliki nilai jual tinggi. Seperti yang dilakukan oleh bu
Ika Yudha, sebelum bank sampah ini terbentuk. Setelah bank sampah terbentuk dan
bahan baku cukup banyak, banyak kreasi yang sudah dihasilkan, diantaranya
tempat HP, berbagai tas organdi, tempat laptop, tempat minum, tempat tisue,
sandal, tempat toples, gantungan kunci, dompet, tempat pensil, dsb.
Barang-barang ini dihargai 5.000 sampai 100.000. Barang-barang ini dipajang di
toko koelon kalie production milik bu Ika Yudha yang beralamatnya sama dengan
markas bank sampaj, yakni di jalan Cokrokembang no. 11 Krobokan Semarang Barat.
Produk-produk ini sering kali diikutkan pameran termasuk oleh teman-teman
asosiasi handycraft, diantaranya ada yang di pamerkan di malaysia, jakarta,
semarang, dsb. Bagi anda yang berminat bisa pesan atau datang sendiri di toko
koelon kalie production.
Saat ini sudah ada 10
pengrajin yang dilatih oleh bu Ika Yudha untuk menghasilkan barang-barang
kerajinan tersebut. Bahkan beliau dan para pengrajin juga mengadakan pelatihan
setiap hari Sabtu untuk warga sekitar yang berminat berlatih kreasi sampah.
Bagi anda yang berminat boleh datang setiap hari sabtu ke markas bank sampah
untuk belajar kreasi sampah.
BERAWAL DARI KREASI, BERLANJUT BANK SAMPAH
Program
ini bermula dari salah seorang warga Krobokan yang memiliki kreativitas membuat
anyaman dari sampah dan membutuhkan bahan baku untuk kreasinya tersebut. Beliau
juga berfikir tentang terbentuknya bank sampah seperti di Jogja dan Jakarta
untuk mengumpulkan bahan baku kreasinya dan diharapkan bisa meningkatkan
pendapatan masyarakat dan menjaga kebersihan lingkungannya. Akhrinya MBI
(Masyarakat berdaya indonesia) berusaha memotivasi dan memfasilitatori program
ini.
Program yang dilakukan berawal dari kreasi
sampah yang berlanjut pada bank sampah. Saat ini masyarakat sekitar yang
mengikuti program bank sampah dari launching perdana tanggal 15 januari 2012
sudah mencapai 160 orang (per 31 maret 2012). Setiap hari sabtu sore pun
diadakan pelatihan kreasi sampah untuk warga sekitar yang mau belajar kreasi
sampah. Saat ini pemasaran kreasi masih dari mulut ke mulut dan dititipkan di
toko terutama di toko koelon kali production (toko pajangan barang-barang
kreasi sampah). Setiap penjualan barang kreasi tersebut, 10 % dari harga jual
digunakan untuk program pemberdayaan masyarakat sekitar. Saat ini sudah ada 2
orang anak yang diberikan beasiswa dari hasil penjualan barang kreasi.
Tujuan dicetuskannya program ini adalah
untuk meningkatkan pendapatan dan menguragi pengeluaran masyarakat (dari sisi
ekonomi), meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan
( dari sisi pendidikan) dan menjaga kesehatan
baik lingkungan dan masyarakat (dari sisi kesehatan) serta diharapkan
bisa menjadi solusi dari pengelolaan sampah di Semarang. Selain tujuan di atas
diharapkan sebenarnya masyarakat bisa mengolah sampah-sampah pilahan mereka
menjadi pupuk kompos, biogas, biopori, maupun bijih plastik yang diperlukan
oleh perusahaan-perusahaan plastik
Kamis, 08 Maret 2012
LAUNCHING BANK SAMPAH RESIK BECIK
Semarang,
Dalam upaya untuk membantu mengurangi sampah plastic di Kota Semarang yang
semakin tak terkendali LAZiS Jateng (Lembaga Amil Zakat Al Ihsan Jawa Tengah)
bekerjasama dengan MBI (Masyarakat BErdaya Indonesia) meluncurkan program Bank
Sampah yang diberi nama Bank Sampah RESIK BECIK yang berarti Gerakan bersih dan
kreatif, bersama ciptakan kemakmuran pada hari Minggu, 15 Januari 2012.
Bank sampah yang
berlokasi di Jl. Cokrokembang No. 11 Kel. Krobokan Semarang Barat ini bertujuan
untuk memberikan edukasi pada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah
dengan baik. Ditinjau dari sisi kesehatan kita berharap mampu menciptakan
lingkungan yang bersih berseri sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat,
secara ekonomi kita berharap mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dengan
mengolah sampah plastic menjadi produk yang mempunyai nilai jual sehingga dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat.
Wahyu Pujiani
selaku direktur Masyarakat Berdaya Indonesia menyampaikan, “ Setelah kemarin
kami melaunchingkan program Mesa mandiri di Gondoriyo Ngaliyan, Kel. Krobokan
ini adalah desa binaan MBI yang ke dua dengan program utamanya Bank Sampah.
Bank sampah ini ini diharapkan mampu mengurangi sampah di Kota Semarang yang
naik 10% tiap tahunnya, diperkirakan dalam 5 tahun ke depan TPA Jatibarang akan
penuh. Saat ini setiap hari 400 truk/ rit sampah masuk ke TPA Jatibarang. Setiap
hari kota Semarang menghasilkan 4.725m³ sampah yang terangkut 4.150m³ masih ada
563m³/ hari yang belum terangkut. Tahun ini kami menargetkan 5 desa binaan di
Kota Semarang.
Launching Bank
Sampah yang dihadiri oleh Bapak Camat Semarang Barat dan Kepala Kelurahan
Krobokan diawali dengan sambutan dari berbagai pihak yang terkait dan dimeriahkan
dengan teatrikal yang bertema lingkungan, fashion show dari bahan plastic
kemasan dan lomba kreasi sampah. Banyak kerajinan yang dihasilkan dari plastic
kemasan baik itu tas, taplak meja, sandal jepit, ataupun produk rumah tangga
lainnya.
Langganan:
Postingan (Atom)