Rabu, 20 Juni 2012

BANK SAMPAH RESIK BECIK INSPIRASI TERBENTUKNYA 2 BANK SAMPAH DI SEMARANG


Media memang sangat berpengaruh pada persebaran informasi ke khalayak ramai (publik). Beberapa media yang memuat berita tentang Bank Sampah Resik Becik telah menginspirasi 2 warga yang berminat untuk membuat bank sampah di daerahnya. Yang pertama adalah di daerah Ungaran dan yang kedua di daerah tandang. “Daripada belajar di Jogja terlalu jauh, kebetulan saya melihat Bank Sampah resik becik di Koran dan website di saerah semarang lagi makanya saya minta bantuannya untuk mensosialisasikan kepada warga di sekitar saya”, ujar mereka yang menginginkan pembentukan bank sampah di daerahnya. Bulan Maret lalu, setelah sosialisasi dibentuklah Bank Sampah bernama Resik Apik (katanya terinspirasi nama Resik Becik). Dan di bulan Mei lalu di tandang terbentuk bank sampah ertiga (diambil dari nama wilayahnya di RT 3). Selain berminat program bank sampahnya, mereka juga meminta bantuannya untuk melatih kreasi sampah untuk warga sekitar sebagai tambahan ekonomi bagi mereka.

NASABAH MENINGKAT SAMPAH 221 ORANG DALAM 5 BULAN


Pada awalnya, Bank Sampah Resik Becik dibentuk karena keterbutuhan bahan baku untuk pembuatan kreasi sampah dan saat ini telah berusia 5 bulan. Bank sampah ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan menguragi pengeluaran masyarakat (dari sisi ekonomi), meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan ( dari sisi pendidikan) dan menjaga kesehatan  baik lingkungan dan masyarakat (dari sisi kesehatan) serta diharapkan bisa menjadi solusi dari pengelolaan sampah di Semarang. Selain tujuan di atas diharapkan sebenarnya masyarakat bisa mengolah sampah-sampah pilahan mereka menjadi pupuk kompos, biogas, biopori, maupun bijih plastik yang diperlukan oleh perusahaan-perusahaan plastik.
Program ini diharapkan mampu mengurangi sampah di Kota Semarang yang naik 10% tiap tahunnya, diperkirakan dalam 5 tahun ke depan TPA Jatibarang akan penuh. Saat ini setiap hari 400 truk/ rit sampah masuk ke TPA Jatibarang. Setiap hari kota Semarang menghasilkan 4.725m³ sampah yang terangkut 4.150m³ masih ada 563m³/ hari yang belum terangkut.
Di usianya yang baru 5 bulan ini sudah ada 221 nasabah yang bergabung untuk menabungkan sampahnya di Bank Sampah. Yang awalnya ada 15 orang yang menabungkan sampahnya ke Bank Sampah sekarang sudah mencapai 10 kali lipat lebih yang menjadi nasabahnya. Nasabah ini kebanyakan berasal dari krobokan dan ada juga dari luar Krobokan. Hampir setiap minggu mereka rutin menyetorkan sampahnya di Bank Sampah Resik Becik. Semoga dengan adanya program ini bisa menanggulangi masalah sampah di Kota Semarang.

KADO UNTUK ANAK, RAMAH LINGKUNGAN


Menjelang tahun ajaran baru, banyak orang tua sibuk untuk membelikan anak-anak mereka perlengkapan sekolah. Itulah hal yang melatarbelakangi bu ika dkk (komunitas binaan MBI di krobokan)  untuk membuat tas sekolah unik. Tas ini 70 % berasal dari sampah kemasan yang dicacah, yang dibalut dengan kain organdi dan bisa diberi gambar kesukaan anak dan nama anaknya. Mereka bisa memilih warna kesukaan pula. Produk ini ramah lingkungan sekaligus sangat menarik untuk hadiah anak sekolah. Jika anda berminat bisa pesan dan menghubungi bu ika (08562747441) atau langsung datang saja ke basecamp bank sampah resik becik di Jalan Cokrokembang no. 11, Krobokan, Semarang Barat, Semarang.  

PRODUK KREASI, BERNILAI TINGGI


Sampah plastik terutama kemasan menjadi sampah terbanyak yang dihasilkan oleh rumah tangga. Sampah ini tidak bisa terurai oleh tanah sehingga akan menjadi polusi tanah. Ditangan orang-orang pecinta seni, sampah kemasan ini bisa berubah menjadi barang berharga yang memiliki nilai jual tinggi. Seperti yang dilakukan oleh bu Ika Yudha, sebelum bank sampah ini terbentuk. Setelah bank sampah terbentuk dan bahan baku cukup banyak, banyak kreasi yang sudah dihasilkan, diantaranya tempat HP, berbagai tas organdi, tempat laptop, tempat minum, tempat tisue, sandal, tempat toples, gantungan kunci, dompet, tempat pensil, dsb. Barang-barang ini dihargai 5.000 sampai 100.000. Barang-barang ini dipajang di toko koelon kalie production milik bu Ika Yudha yang beralamatnya sama dengan markas bank sampaj, yakni di jalan Cokrokembang no. 11 Krobokan Semarang Barat. Produk-produk ini sering kali diikutkan pameran termasuk oleh teman-teman asosiasi handycraft, diantaranya ada yang di pamerkan di malaysia, jakarta, semarang, dsb. Bagi anda yang berminat bisa pesan atau datang sendiri di toko koelon kalie production.
Saat ini sudah ada 10 pengrajin yang dilatih oleh bu Ika Yudha untuk menghasilkan barang-barang kerajinan tersebut. Bahkan beliau dan para pengrajin juga mengadakan pelatihan setiap hari Sabtu untuk warga sekitar yang berminat berlatih kreasi sampah. Bagi anda yang berminat boleh datang setiap hari sabtu ke markas bank sampah untuk belajar kreasi sampah.


BERAWAL DARI KREASI, BERLANJUT BANK SAMPAH


Program ini bermula dari salah seorang warga Krobokan yang memiliki kreativitas membuat anyaman dari sampah dan membutuhkan bahan baku untuk kreasinya tersebut. Beliau juga berfikir tentang terbentuknya bank sampah seperti di Jogja dan Jakarta untuk mengumpulkan bahan baku kreasinya dan diharapkan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat dan menjaga kebersihan lingkungannya. Akhrinya MBI (Masyarakat berdaya indonesia) berusaha memotivasi dan memfasilitatori program ini.
Program yang dilakukan berawal dari kreasi sampah yang berlanjut pada bank sampah. Saat ini masyarakat sekitar yang mengikuti program bank sampah dari launching perdana tanggal 15 januari 2012 sudah mencapai 160 orang (per 31 maret 2012). Setiap hari sabtu sore pun diadakan pelatihan kreasi sampah untuk warga sekitar yang mau belajar kreasi sampah. Saat ini pemasaran kreasi masih dari mulut ke mulut dan dititipkan di toko terutama di toko koelon kali production (toko pajangan barang-barang kreasi sampah). Setiap penjualan barang kreasi tersebut, 10 % dari harga jual digunakan untuk program pemberdayaan masyarakat sekitar. Saat ini sudah ada 2 orang anak yang diberikan beasiswa dari hasil penjualan barang kreasi.
Tujuan dicetuskannya program ini adalah untuk meningkatkan pendapatan dan menguragi pengeluaran masyarakat (dari sisi ekonomi), meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan ( dari sisi pendidikan) dan menjaga kesehatan  baik lingkungan dan masyarakat (dari sisi kesehatan) serta diharapkan bisa menjadi solusi dari pengelolaan sampah di Semarang. Selain tujuan di atas diharapkan sebenarnya masyarakat bisa mengolah sampah-sampah pilahan mereka menjadi pupuk kompos, biogas, biopori, maupun bijih plastik yang diperlukan oleh perusahaan-perusahaan plastik

Kamis, 08 Maret 2012

LAUNCHING BANK SAMPAH RESIK BECIK


Semarang, Dalam upaya untuk membantu mengurangi sampah plastic di Kota Semarang yang semakin tak terkendali LAZiS Jateng (Lembaga Amil Zakat Al Ihsan Jawa Tengah) bekerjasama dengan MBI (Masyarakat BErdaya Indonesia) meluncurkan program Bank Sampah yang diberi nama Bank Sampah RESIK BECIK yang berarti Gerakan bersih dan kreatif, bersama ciptakan kemakmuran pada hari Minggu, 15 Januari 2012.
Bank sampah yang berlokasi di Jl. Cokrokembang No. 11 Kel. Krobokan Semarang Barat ini bertujuan untuk memberikan edukasi pada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dengan baik. Ditinjau dari sisi kesehatan kita berharap mampu menciptakan lingkungan yang bersih berseri sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat, secara ekonomi kita berharap mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mengolah sampah plastic menjadi produk yang mempunyai nilai jual sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Wahyu Pujiani selaku direktur Masyarakat Berdaya Indonesia menyampaikan, “ Setelah kemarin kami melaunchingkan program Mesa mandiri di Gondoriyo Ngaliyan, Kel. Krobokan ini adalah desa binaan MBI yang ke dua dengan program utamanya Bank Sampah. Bank sampah ini ini diharapkan mampu mengurangi sampah di Kota Semarang yang naik 10% tiap tahunnya, diperkirakan dalam 5 tahun ke depan TPA Jatibarang akan penuh. Saat ini setiap hari 400 truk/ rit sampah masuk ke TPA Jatibarang. Setiap hari kota Semarang menghasilkan 4.725m³ sampah yang terangkut 4.150m³ masih ada 563m³/ hari yang belum terangkut. Tahun ini kami menargetkan 5 desa binaan di Kota Semarang.
Launching Bank Sampah yang dihadiri oleh Bapak Camat Semarang Barat dan Kepala Kelurahan Krobokan diawali dengan sambutan dari berbagai pihak yang terkait dan dimeriahkan dengan teatrikal yang bertema lingkungan, fashion show dari bahan plastic kemasan dan lomba kreasi sampah. Banyak kerajinan yang dihasilkan dari plastic kemasan baik itu tas, taplak meja, sandal jepit, ataupun produk rumah tangga lainnya.